Dampak Pemanfaatan Kotoran Domba Sebagai Produk Inovasi Bioslurry Plus Trichoderma (Bios+) di Kelompok Tani Bina Mandiri Kelompok Tani Bina Mandiri di Desa Pulosari Kabupaten Sukabumi
DOI:
https://doi.org/10.59837/1aanr093Keywords:
bioslurry, produk inovatif, pemanfaatan kotoran domba, trichodermaAbstract
Kelangkaan pupuk masih menjadi masalah utama di bidang pertanian di Indonesia. Selanjutnya, untuk mengatasi kelangkaan pupuk, penggunaan pupuk kimia diharapkan dapat digantikan dengan menggunakan pupuk organik seperti Bio Slurry. Produk inovasi ini dapat mengatasi masalah kelangkaan pupuk yang terjadi di kalangan petani di Indonesia. Pemanfaatan kotoran domba untuk menghasilkan inovasi 'Bioslurry Plus Trichoderma (BIOS+)' merupakan program CSR dari PT PLN. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak POMU Kamojang dalam bentuk kegiatan pengembangan masyarakat. Lokasi pengabdian masyarakat dilakukan di kelompok Bina Mandiri di Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi. Metodologi pelaksanaan dirancang untuk pendampingan dengan pendekatan partisipatif. Pendampingan dengan pendekatan partisipatif yang terdiri dari: (1) Pemberian informasi terkait manfaat produk inovasi BIOS+, (2) Pemberian informasi tentang cara pembuatan dan penerapan BIOS+, (3) Praktek penerapan BIOS+ di lahan garapan mereka, dan (4) Pengamatan dampak penggunaan BIOS+ terhadap kondisi tanah, efisiensi, dan biaya produksi. Dampak BIOS+ terhadap kondisi tanah, efisiensi biaya, perubahan pengetahuan dan perubahan perilaku kelompok Bina Mandiri. Berdasarkan hasil produksi Inovasi BIOS+ yang dilaksanakan oleh CSR PT PLN Indonesia Power PLTP Gunung Salak Kamojang POMU, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Bina Mandiri telah berhasil memaksimalkan aset yang dimiliki dalam program ini, 2) program pemberdayaan menghasilkan pengurangan penggunaan pupuk kimia di lahan garapan mereka sebesar 185 kg, 3) perbaikan kondisi tanah dan lingkungan setelah menggunakan BIOS+ dari total lahan yang dimiliki oleh 15 anggota adalah 4,14 hektar tanaman, 4) efisiensi pengurangan biayampupuk kimia per 3 bulan sebesar Rp 3.700.000, 5) Peningkatan pengetahuan teknis Kelompok Bina Mandiri dalam memproduksi BIOS+ setelah pelaksanaan program mencapai 100%. Hal ini telah melampaui target melebihi target program, dan 6) peningkatan perilaku untuk menerapkan produk inovasi BIOS+ di Kelompok Bina Mandiri sebesar 60%. Hal ini telah melampaui target program.
References
B. Satata, 2016. Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Sumber Biogas. Jurnal Udayana Mengabdi, 15(2), 150-158.
Dharma, U. S. 2011. Studi Potensi Sumber Energi Biogas. Turbo, 3, 34-41.
Fitriyah, A. 2021. Mengolah Limbah Kotoran Sapi Menjadi Energi Gas Non-Fosil dan Pupuk Organik
Pupuk di Desa Batu Kuta, Lombok Barat. SELAPARANG Jurnal Progresif Pelayanan Masyarakat, 4(3), 855. https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i3.5396
Mujiyo, M., & Suryono, S. 2017. Pemanfaatan Kotoran Kambing pada Budidaya Tanaman Buah dalam Pot untuk Mendukung Pengembangan Pondok Pesantren. PRIMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 5. https://doi.org/10.20961/prima.v1i1.35147
Putri, R. E. 2019. Studi Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai Sumber Biogas di Nagari Aie Tajun, Kecamatan Lubuk Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Impact, 16(1), 26-30.
Dian. 2015. Produksi Biogas Dari Campuran Kotoran Sapi Dengan Kotoran Ayam. Lampung Teknik Pertanian, 4, 127-136.
Santoso, B. 2020. Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Sumber Energi Biogas di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 26(3), 119. https://doi.org/10.24114/jpkm.v26i3.17633
Setyaningsih, W. 2019. Pengelolaan Limbah Ternak Sapi Menjadi Biogas di Desa Gogik, Kabupaten Ungaran Barat, Jurnal Konservasi Indonesia, 3(1), 99-110. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/view/3085
Soeprijanto, S. 2017. Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi Menggunakan Biodigester di Desa Jumput,
Kabupaten Bojonegoro. Sewagati, 1(1), 17. https://doi.org/10.12962/j26139960.v1i1.2984
Trisnaliani, L. 2018. Hasil Konversi Biogas dari Limbah Kotoran Sapi sebagai Bahan Bakar Genset untuk Menghasilkan Energi Listrik dengan Kapasitas 0,3 k Watt. Issn 2085-4218, 97-102.
Wardana, L. A., & Lukman, N. 2021. Pemanfaatan Limbah Organik (Kotoran Sapi) Menjadi Biogas dan Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan Sains, 4(1). https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i1.615
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nilahayati Nilahayati, Emmia Tambarta Kembaren, Jalin Atma Islamy, Laila Nazirah, Cut Rizka Al Usrah, Salahuddin Salahuddin (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.