Edukasi Kesehatan Mental Pada Remaja

Authors

  • Nopi Anggista Putri Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Selianita Rahma Riyadi Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Deta Juliani Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Deta Juliani Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Nira Rahmawati Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Eva Yulita Sari Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Yuyun Yuyun Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Hoerunnisa Hoerunnisa Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Feti Yulia Sari Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Aulia Siskarina Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Terresia Novita Dewi Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Septi Wulandari Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Putri Sheilla Septi Erda Yana Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Yunita Anggriani Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author
  • Olif Delfia Putriani Universitas Aisyah Pringsewu, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.59837/x1jr7352

Keywords:

kesehatan mental remaja, edukasi kesehatan, pencegahan, gaya hidup sehat

Abstract

Masalah kesehatan mental yang terjadi pada remaja dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Perubahan biologi, psikologi dan sosial dapat menjadi faktor risiko atau menjadi faktor protektif terhadap munculnya masalah kesehatan mental pada remaja. Maka, deteksi terhadap masalah kesehatan jiwa menjadi sangat penting, sehingga sedini mungkin dapat dilakukan upaya untuk mencegah munculnya masalah kesehatan mental yang dapat berdampak terhadap kualitas hidup remaja. Berdasarkan hasil penelitian (Malfasari et al., 2020) diperoleh bahwa kondisi mental emosional remaja sebanyak 78 orang (36,1%) remaja mengalami kondisi mental emosional kategori abnormal, sebanyak 76 orang (35,2%) remaja dengan kondisi mental emosional kategori normal, dan sebanyak 62 orang (28,7%) remaja mengalami kondisi mental emosional kategori borderline. Kesehatan mental remaja dibentuk oleh interaksi kompleks dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental secara positif atau negatif. Faktor-faktor ini dapat dikategorikan secara luas ke dalam faktor individu, sosial, lingkungan, dan struktural. Faktor genetik dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang terhadap, akses ke sumber daya seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan aktivitas rekreasi mempengaruhi kesehatan mental, penggunaan smartphone dan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Pengalaman masa lalu seperti perundungan, kekerasan, atau pelecehan dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental remaja, serta peran orang tua dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional remaja,baik melalui pengaruh langsung maupun tidak langsung (Mustamu et al., 2020)(WHO, 2021).

References

KemenPPA. (2022). LAKIP Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Accessed: Aug. 09,2024. [Online]. Available:https://kemenpppa.go.id/page/view/NTA4OA==

Nasrianti, C. S., Enjelia, D., & Nurbayani, R. (2024). Gambaran Kesehatan Mental Remaja di SMA Terpilih di Kota Tangerang. JUMAGI (Jurnal Madani Gizi Indonesia)

Vitoasmara, K., Hidayah, F. V., Purnamasari, N. I., Aprillia, R. Y., & Dewi A., L. D. (2024). Gangguanmental (Mental disorders). Student Research Journal, 2 (3), 5768 . https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219

WHO. Sexual and Reproductive Health and Research (SRH), “Understanding and addressing violence against women: health consequences,” 2012. Accessed: Aug. 09, 2024. [Online]. Available: https://www.who.int/publications/i/item/who-RHR-12.37

Yulia, Rahma, G., Hasnah, F., & Alhamda, S.(2024), Determinan Kesehatan Mental Pada Remaja Usia 11-18 Tahun di Kota Padang. JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Downloads

Published

2025-06-10

Issue

Section

Articles

How to Cite

Edukasi Kesehatan Mental Pada Remaja. (2025). Jurnal Pengabdian Sosial, 2(8), 3887-3894. https://doi.org/10.59837/x1jr7352