Optimalisasi Reintegrasi Sosial Klien Anak Bapas Kelas I Denpasar di Yayasan Pasraman Gurukula Bangli Melalui Pengembangan Karakter dan Sikap Bela Negara

Aset  Panjisetio; Dimas Putra  Suhanto; Hans Timothy  Tampubolon

doi:10.59837/ddannn45

Authors

Aset Panjisetio Politeknik Pengayoman, Indonesia Author
Dimas Putra Suhanto Politeknik Pengayoman, Indonesia Author
Hans Timothy Tampubolon Politeknik Pengayoman, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.59837/ddannn45

Keywords:

reintegrasi sosial, klien anak, pengembangan karakter, bela negara, komunitas

Abstract

Reintegrasi sosial klien anak merupakan salah satu tujuan utama sistem pemasyarakatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022. Namun, proses reintegrasi seringkali dihambat oleh stigma negatif masyarakat, minimnya dukungan sosial, serta lemahnya akses pendidikan dan pembinaan berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya optimalisasi reintegrasi sosial klien anak Bapas Kelas I Denpasar melalui kerja sama dengan Yayasan Pasraman Gurukula Bangli. Metode yang digunakanadalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan data empiris dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Politeknik Pengayoman Indonesia, dokumentasi program, asesmen sosial klien, dan kajian literatur. Program inti berupa Pengembangan Karakter dan Sikap Bela Negara dilaksanakan dengan strategi pembelajaran partisipatif, forum grup discussion, dinamika kelompok melalui games dan outbound, serta refleksi bersama. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aspek disiplin, tanggung jawab, keterampilan sosial, serta rasa percaya diri klien anak. Klien juga merasa lebih diterima dalam lingkungan Pasraman yang inklusif, sehingga mampu membangun jejaring sosial sehat dan bebas stigma. Kolaborasi lintas lembaga antara Bapas, Pasraman, dan masyarakat setempat memperlihatkan model reintegrasi berbasis komunitas yang menekankan prinsip restoratif, spiritualitas, dan nilai kebangsaan. Artikel ini menyimpulkan bahwa optimalisasi reintegrasi sosial melalui pendekatan berbasis komunitas dapat memperkuat kesiapan klien anak untuk kembali berperan aktif di masyarakat dan menekan potensi residivisme.

References

Fitriani, L. (2022). Perencanaan Sosial Berbasis Komunitas dalam Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum. Jurnal Kebijakan Sosial, 20(2), 134–150.

Hidayat, R. (2022). Positive Reinforcement dalam Pendidikan Karakter Remaja Binaan. Jurnal Pendidikan Sosial, 10(2), 115–128.

Kusumawardhani, A. (2022). Restorative Justice dalam Sistem Pemasyarakatan Anak di Indonesia. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 52(3), 411–430.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. Thousand Oaks: SAGE Publications.

Moleong, L. J. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nugroho, A. (2021). Partisipasi Sosial Anak Binaan dalam Program Reintegrasi. Jurnal Pekerjaan Sosial, 16(1), 77–92.

Prasetyo, A. (2022). Metode Interaktif dalam Pendidikan Karakter Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Prasetyo, B. (2023). Asesmen Psikososial dalam Reintegrasi Anak Binaan Pemasyarakatan. Jurnal Psikologi Terapan, 11(3), 201–214.

Rahayu, S. (2022). Strategi Inisiasi Sosial untuk Anak Berhadapan dengan Hukum. Jurnal Perlindungan Anak, 9(2), 55–70.

Sari, M. (2023). Outbound Training sebagai Media Pengembangan Soft Skills pada Anak dan Remaja. Jurnal Psikologi Terapan, 15(1), 77–89.

Soetedjo, S. (2018). Reintegrasi Sosial dalam Sistem Pemasyarakatan Indonesia. Malang: Intrans Publishing.

Soewandi, M. (2014). Bimbingan Kemasyarakatan dalam Sistem Pemasyarakatan. Jakarta: Prenadamedia.

Sudarsono, B. (2020). Pemasyarakatan Anak dan Reintegrasi Sosial: Sebuah Pendekatan Edukatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sulistyowati, D. (2021). Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pembinaan Anak Berhadapan dengan Hukum. Jurnal Sosial dan Kebijakan Publik, 18(2), 99–114.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.

Widiastuti, R. (2019). Stigma Sosial terhadap Anak Binaan Pemasyarakatan: Tantangan Reintegrasi Sosial. Jurnal Psikologi Sosial, 17(1), 55–70.

Yulianti, S. (2021). Efektivitas Forum Grup Discussion dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak Binaan. Jurnal Pekerjaan Sosial, 6(2), 201–213.